Selasa, 25 November 2008

Program Akselerasi Pendidikan Dasar
Wacana akselerasi pendidikan baik di tingkat pendidikan dasar maupun di tingkat menengah pernah menjadi wacana fenomenal dalam dunia pendidikan. Hampir berbagai media massa dari tingkat lokal sampai nasional pernah mempublikasikan tentang wacana tersebut. Berbagai argumentasi pro dan kontra seputar wacana akselerasi pendidikan pernah menghiasi hampir berbagai media baik cetak maupun elektronik.

Ada apa sebetulnya dengan akselerasi pendidikan? Akselerasi pendidikan baik di tingkat pendidikan dasar maupun menengah merupakan suatu kebijakan yang dikeluarkan Depdiknas, yang tertuang dalam Undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang kemudian ditindaklanjuti dengan PP Nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Kepmendikbud nomor 0487/U/1992 untuk Sekolah Dasar.

Esensi dari program akselerasi pendidikan adalah memberikan pelayanan kepada siswa yang mempunyai bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa untuk mengikuti percepatan dalam menempuh pendidikannya. Untuk tingkat pendidikan dasar, siswa yang mempunyai bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa dapat menempuh pendidikannya selama 5 tahun, sedangkan untuk tingkat menengah SLTP dan SLTU siswa dapat menempuh pendidikannya selama 2 tahun.

Secara konseptual, program akselerasi ini cukup bagus relevansinya dalam pengembangan bakat dan kecerdasan anak, yaitu memberikan perhatian yang lebih kepada anak didik yang memiliki bakat istimewa dan kecerdasan yang luar biasa, sehingga mereka bisa mengembangkan ilmu pengetahuannya secara luas. Tetapi secara praksis, program akselerasi memiliki kelemahan yang sangat signifikan. Pada tataran praksisnya, akselerasi cenderung berorientasi pada tingkatan kognisi saja.

Untuk di tingkat pendidikan menengah, implementasi program akselerasi ini mungkin tidak begitu bermasalah, karena sudah sesuai dengan tingkat perkembangan inteligensi anak. Tetapi sebaliknya, untuk di tingkat pendidikan dasar, implementasi program akselerasi masih perlu dipertanyakan. Mengapa demikian? Anak-anak yang berada di tingkat pendidikan dasar masih identik dengan dunianya, yaitu dunia bermain. Dus, belum saatnya anak dipaksakan untuk berpikir seperti halnya orang dewasa.

Bloom mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembang-kan tiga kemampuan dasar, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut merupakan sebuah entitas integral yang tidak dapat dipisah-pisahkan dan berdiri sendiri. Antara aspek yang satu dengan aspek lainnya saling berkaitan. Dengan demikian, keberhasilan pendidikan hanya akan dapat tercapai manakala ketiga aspek tersebut dapat diaplikasikan oleh guru secara seimbang dalam proses belajar mengajar.

Berkaitan dengan program akselerasi, mau tidak mau anak didik kita dipacu untuk terus mengejar "nilai". Agar anak didik dapat mendapatkan nilai yang "baik", guru dituntut untuk dapat menyampaikan materinya pada anak didik dengan metode yang tepat dan singkat. Itupun ditambah dengan adanya pelajaran tambahan yang diharapkan dapat membantu anak didik agar nilainya tetap stabil di samping dapat mengejar materi pelajaran agar tidak tertinggal.

Realitas ini mengindikasikan bahwa akselerasi hanya berkutat pada tataran kognisi. Sehingga dalam konteks ini, anak didik yang tingkat kognisinya lemah akan tertinggal, sebaliknya anak didik yang tingkat kognisinya kuat akan melaju terus. Akselerasi tidak bisa melihat "prestasi" anak didik yang sebenarnya, karena prestasi yang sudah ada didapat melalui suatu "perampasan" terhadap hak-hak anak didik.

Fenomena sosial yang muncul di dalam sekolah penyelenggara program akselerasi adalah padatnya jam belajar anak didik dan banyaknya muatan pelajaran yang harus dipelajari. Semua itu bermuara pada "perampasan" hak-hak anak didik dalam kehidupannya. Anak didik kehilangan waktu untuk bermain maupun berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini pada akhirnya berakibat pada teralienasinya dan termarjinalkannya anak didik dari lingkungannya.

Anak didik tidak memiliki kesempatan untuk belajar dengan dunianya atau dengan lingkungannya tentang, bagaimana menghargai orang lain, berempati terhadap orang lain, mengendalikan nafsu dan lain sebagainya, yang semuanya berkaitan dengan masalah emosionalnya. Padahal semua yang berkaitan dengan masalah emosional sangat penting sekali bagi seseorang apabila ia ingin berhasil. Aspek kemampuan kognisi saja tidak cukup bagi seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya.

Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence mengatakan bahwa keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh aspek kecerdasan kognisi saja, tetapi aspek kecerdasan emosional memegang peranan yang sangat penting. Menurutnya intelektualitas tidak dapat bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa disertai dengan kecerdasan emosional.

Antara kecerdasan kognisi dan kecerdasan emosional merupakan satu kesatuan yang saling mengisi dalam membentuk keberhasilan seseorang. Akan tetapi, ketika aspek kognisi lebih dominan dalam praksisnya, maka pertanyaan yang muncul dalam pikiran kita relevansinya dengan program akselerasi adalah mau dibawa kemana anak-anak kita yang berada di tingkat pendidikan dasar?

Pertanyaan ini patut kita cermati dan renungi, bagaimanapun juga akselerasi tidak membuat anak didik memiliki prestasi yang matang sesuai dengan tingkat perkembangan inteligensi anak, sebaliknya akselerasi telah melahirkan sebuah fenomena baru dalam dunia pendidikan kita, yaitu lahirnya prematurisme pendidikan. Lebih tragis lagi, ungkap Suyanto, model pendidikan "karbitan" seperti akselerasi sebenarnya akan menuai limbah pendidikan yang pada hakikatnya sungguh amat kontraproduktif dan bahkan juga kontraedukasi.

MEMBUAT SAMPAH JADI KOMPOS

Sampah tampaknya semakin menjadi masalah di banyak kota, bahkan di rumah kita. Padahal sampah bisa dibuat kompos padat dan kompos cair. Siapa saja bisa karena tidak perlu peralatan canggih. Berikut tips dan trik membuat kompos rumahtangga yang bisa Anda coba.
Setiap orang pasti menghasilkan sampah. Namun, bisa dikatakan tak seorang pun yang sesungguhnya mau tinggal di lokasi tempat sampah terkumpul. Selain bau yang menyengat, dampak dari sampah pun sulit untuk disepelekan.

Jika di sekeliling Anda bersih dari sampah, bukan berarti sampah itu sudah lenyap. Sampah hanya berpindah tempat. Untuk membuat sampah lenyap total, agak mustahil. Apalagi mengingat kesadaran sebagian masyarakat yang masih rendah untuk mengurangi produksi sampah.

Sampah sudah menjadi masalah di banyak kota. Di Bandung, misalnya, menggunungnya sampah di berbagai sudut kota, sampai membuat petinggi negeri ini pun berkomentar. Di tempat pembuangan akhir sampah Bantar Gebang, Bekasi, awal September lalu, sampai memakan korban jiwa. Gunungan sampah yang tingginya lebih dari 12 meter longsor, sejumlah pemulung di tengah malam itu pun tertimbun. Tiga orang di antaranya tewas, dan enam orang luka-luka.

Tingginya gunungan sampah di Bantar Gebang, antara lain disebabkan belum adanya pengelolaan dan pemisahan sampah dari masyarakat. Tidak banyak warga kota yang menggunakan tempat sampah yang berbeda untuk memisahkan berbagai jenis sampah. Misalnya, memakai tong sampah biru untuk sampah basah (organik) dan tong sampah oranye untuk sampah kering (non-organik).

Padahal pengelolaan dan pemisahan sampah merupakan tanggung jawab setiap orang, karena mereka ikut memproduksi sampah. Masyarakat sebenarnya bisa ikut mengurangi dampak dari sampah dengan memisahkan sampah organik dan non-organik mulai dari rumah. Selain itu, mereka juga bisa mengolah sampah, baik organik maupun non-organik, menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Menurut Nia Yuniarsih dari Kampung Bulak, Klender, Jakarta Timur, mengelola sampah lebih lanjut sebenarnya tak sulit. Kampung ini telah mempraktikkan mendaur ulang sampah menjadi kompos dan berbagai barang-barang bermanfaat lainnya.

Di lingkungan mereka, warga juga telah memakai dua tong sampah yang berbeda, yakni tong sampah biru dan oranye. Dengan pemisahan tempat pembuangan ini, maka pengelolaan sampah baik di rumah maupun di tempat pembuangan akhir akan lebih mudah.

Sampah basah bisa dimanfaatkan untuk kompos, sedangkan sampah non-organik bisa dimanfaatkan untuk didaur ulang menjadi berbagai macam barang. Misalnya, Nia membuat topi dari kantong plastik bekas pembungkus makanan, sedotan untuk bunga atau taplak meja, dan kantong plastik bekas detergen atau pelembut pakaian untuk tempat sepatu.

Kami menyiapkan satu tong plastik besar untuk menampung sampah organik satu RT. Sejak dari rumah, warga telah memisahkan sampah hijau. Sampah itu lalu disetor ke tong yang besar. Jadi, tidak perlu setiap rumah memiliki tong plastik sendiri untuk membuat kompos, tutur Nia.

Jangan buang sampah hijau

Sampah yang bisa dijadikan kompos adalah sampah basah yang mudah hancur atau larut, seperti potongan sayuran bayam, kangkung, singkong, jagung, dan sayuran basi. Pisahkan sampah basah tersebut dari sampah plastik, kardus, kertas, bekas minyak, oli, air sabun, dan sebagainya.

Untuk membuat kompos, Anda memerlukan ember plastik atau gentong plastik yang telah diberi lubang, dan ditancapkan pipa untuk saluran udara. Saluran udara ini berguna untuk memasukkan oksigen. Namun, untuk mencegah masuknya lalat ke dalam gentong atau ember, lubang pipa harus diberi kawat kasa.

Setelah ember siap, sampah hijau berupa sisa sayuran, buah, potongan rumput, daun segar, dan sebagainya bisa dimasukkan. Sebaiknya sampah hijau ini dicincang dulu, atau diiris kecil- kecil agar mempercepat proses penghancuran.

Campur sampah hijau ini dengan sampah coklat (serbuk gergaji, sekam, daun kering). Campuran kedua jenis sampah ini memakai perbandingan 1:1. Tambahkan kompos yang sudah jadi atau lapisan tanah atas, kemudian diaduk. Jangan lupa sirami dengan air sedikit untuk menjaga kelembaban.

Bila ingin mempercepat proses pengomposan itu dapat ditambahkan larutan EM4 (Effective Microorganism) yang dijual di toko pertanian atau toko bahan kimia. Anda juga bisa menambahkan molase (limbah kecap), larutan gula merah, atau gula putih.

Setiap tiga hari sampah di ember itu diaduk untuk memasukkan oksigen dan menurunkan panas yang timbul karena proses pengomposan. Jika tampak kering, basahi lagi dengan air. Pengomposan telah selesai jika campuran menjadi kehitaman dan tidak berbau sampah.

Pembuatan kompos bisa dilakukan sekaligus, atau selapis demi selapis. Misalnya setiap dua hari ditambah sampah yang baru (sampah hijau dan sampah coklat).

Kompos bermutu tidak menimbulkan efek-efek yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrisi antara tanaman dengan mikro-organisme tanah. Ini justru akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), kompos yang sudah matang atau jadi mempunyai suhu yang sama dengan suhu air tanah. Kompos ini berwarna hitam dan bertekstur seperti tanah. Kompos juga harus berbau seperti tanah. Kompos yang sudah jadi tidak boleh mengandung bahan pengotor organik atau non-organik seperti logam, gelas, plastik, dan karet. Pencemar lingkungan seperti senyawa logam berat, B3, dan kimia organik seperti pestisida juga tidak boleh ada dalam kompos ini.

Membuat Pupuk Cair

Sampah tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos atau pupuk padat. Sampah juga bisa dibuat sebagai pupuk cair. Pupuk cair mempunyai banyak manfaat. Selain untuk pupuk, pupuk cair juga bisa menjadi aktivator untuk membuat kompos.

Menurut Subagiyo, warga Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, yang telah mempraktikkan membuat pupuk cair, pupuk cair juga bisa disiramkan ke lubang WC agar limbah tinja di dalam septik tank menjadi padat.

Dua liter pupuk cair bisa menghemat penyedotan tinja. Jika biasanya setahun sekali tinja harus disedot, bisa menjadi dua tahun sekali, kata Subagiyo.

Berikut cara membuat pupuk cair yang telah dipraktikkan Subagiyo:

- Cincang sampah hijau seperti sisa sayuran, sayuran basi, dan sebagainya.

- Siapkan tong plastik atau tong bekas wadah cat tembok ukuran 25 kilogram (kg), lengkap dengan tutupnya.

- Siapkan juga kantong plastik ukuran 60 cm x 90 cm dan beri beberapa lubang sebesar 1 cm. Lubang ini untuk memperlancar sirkulasi air dalam tong.

- Siapkan 1/4 kg gula merah yang sudah dilarutkan.

- Siapkan 1/2 liter bahan EM4 untuk mempermudah proses pelarutan.

- Siapkan 1/2 liter air bekas cucian beras.

- Siapkan 10 liter air tanah. Untuk hasil maksimal jangan gunakan air hujan atau air PAM.

- Campur air bekas cucian beras, EM4, dan air gula ke dalam tong plastik. Sementara itu cincangan sampah hijau dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah dilubangi.

- Setelah itu, masukkan kantong plastik ini ke dalam tong plastik dan tambahkan air tanah.

- Ikat kantong plastik berisi sampah hijau itu dan tutup pula tong plastik itu dengan rapat selama tiga minggu (21 hari).

- Setelah tiga minggu, sampah dalam tong itu tidak berbau dan kelihatan menyusut. Angkat sampah itu hingga air tiris. Sampah dari dalam plastik menjadi pupuk padat, sedangkan air dalam tong menjadi pupuk cair.

Senin, 24 November 2008

Kamis, 20 November 2008

8 January 2008 • Icip-Icip
Romantisme Nostalgia Es Puter
Menikmati Es Puter

Es Puter. Siapa sih yang ndak kenal Es Puter?

Es krim ala rakyat ini memberikan nuansa nostalgia dan romantisme tersendiri. Namun es ini mulai jarang ditemui karena tergerus oleh es krim-es krim modern cepat saji.

Beruntung, ketika menjelajahi gang-gang sempit perkampungan tua di Kotagede, kami menemui penjual es yang biasa berkeliling ke kampung-kampung ini.

Menikmati Es Puter di perkampungan tua macam Kotagede langsung melemparkan saya ke masa kanak-kanak!

Es Puter, dinamakan demikian karena dalam proses pembuatannya membutuhkan proses pemutaran.

Bahan adonan es yang terdiri atas susu, santan, gula, dan bahan-bahan lainnya dimasukkan ke dalam tabung logam panjang.

Tabung ini kemudian direndam dalam bongkahan-bongkahan es batu kecil-kecil yang diberi garam supaya es batu cepat meleleh.

Untuk memadatkan adonan es, tabung ini kemudian diputar-putar agar proses pembekuan cepat terjadi. Jika proses pemutaran ini bagus dan stabil, struktur es krim yang terbentuk akan nampak cantik.

Di tempat saya, Es Puter juga sering disebut dengan Es Dong-Dong karena dalam menjajakan es ini, si penjual menggunakan sebuah bonang kecil dari alat musik gamelan yang bila dipukul berbunyi, “dong.. dong..” :D

Penjual Es Puter
Penjualnya pun biasa memakai gerobak dorong untuk membawa tabung berisi es krim. Di depan gerobak biasanya terdapat semacam kotak kaca untuk menyimpan cone es, mangkuk kertas, dan roti tawar untuk menyajikan es.

Ketika es sudah mulai cair, si penjual terlihat memutar-mutar tabung es krimnya untuk membekukannya kembali.

Jaman saya kecil dulu, harga es ini berkisar antara 50-100 rupiah. Membeli es dengan harga 500 rupiah sudah teramat sangat banyak. :D

Ada beberapa cara penyajian Es Puter ini. Tiap penyajian mempunyai cita rasa, sensasi, dan tentu saja harga yang berbeda.
Penyajian standar: dengan cone

Cara penyajian pertama adalah dengan menggunakan cone. Ini adalah cara default dalam menyajikan es krim.

Namun ciri khas es ini justru terletak pada cone-nya. Sejak jaman saya kecil sampe sekarang, cone yang digunakan ndak banyak berubah.

Berbeda dari cone roti pada es krim-es krim modern, cone dari semacam opak tipis yang kadang keras dan liat berwarna merah hasil produksi rumahan ini begitu istimewa dan makin mengukuhkan predikat “es krim rakyat” ini. :D

Es krim dikeruk tipis-tipis dengan menggunakan sendok khusus, kemudian dilapiskan ke atas cone sedikit demi sedikit dan lama-lama makin menjulang.

Menjilat-jilat setumpuk lapisan es yang menjulang ini harus berhati-hati. Salah-salah es krim bisa copot dan kita hanya bisa ndomblong menelan kekecewaan karena hanya menemukan opak cone yang kosong melompong. :))

Saya lebih suka menekan-nekan es ini dengan lidah agar masuk ke dalam cone. Setelah seluruh cone terisi penuh, barulah saya memakan cone yang berisi es krim ini.

Opak cone ketemu sama es krim memberikan sensasi tersendiri yang mantab! =p~
Penyajian kedua: sandwich es krim

Cara kedua ini paling saya sukai. Saya menamakannya sandwich es krim!

Es diletakan di atas potongan roti tawar, kemudian kita memakannya dengan melipat roti layaknya sandwich.

Perpaduan roti tawar dan es krim adalah perpaduan paling sempurna menurut saya. =p~

Pori-pori roti tawar yang menyerap lelehan es krim menjadikan roti sedikit basah dan lunak mlenyek-mlenyek gimana gitu.

Ketika es bertemu dengan roti tawar mencapai lidah, sensasi rasa berbeda yang sulit diungkapkan dengan kata-kata langsung menghajar!

Endang anang bambang gurindang! :))

Kedua cara penyajian es yang istimewa ini hanya dihargai 500 rupiah! Cukup murah bila dibandingkan dengan sensasi rasa dan cerita nostalgia yang ditawarkan!
Penyajian ketiga: menggunakan gelas

Cara ketiga ini agak berbeda dengan jaman saya kecil dulu.

Dulu cup atau mangkuk yang digunakan terbuat dari kertas karton yang dilapisi semacam plastik dan zat lilin agar mangkuk kertas menjadi waterproof.

Kini mangkuk yang digunakan diganti dengan gelas plastik, berukuran sebesar gelas air mineral berukuran 200 mL itu.

Penyajiannya pun berbeda. Dulu jaman saya, isi mangkuk hanya potongan roti tawar dan es krim, namun kini ada tambahan variasi, yaitu menggunakan sagu mutiara.

Kunci dari metode ini masih berada pada penggunaan roti tawar. Bedanya, roti tawar yang “direndam” dalam es krim makin membangkitkan cita rasa yang terpendam.

Saya sampai ndak tega mendeskripsikannya. =p~

Saya takut kembali ngidam es ini karena es semacam ini jarang dijumpai. ;))

Harga segelas es ini pun begitu luar biasa. Hanya dengan 1000 rupiah, kita bisa menikmati sensasi dahsyatnya.

Roti tawar dan es krim adalah pasangan yang serasi. Saya ndak bisa membayangkan bila di atas es krim ditaburi meses. Sungguh jahat bila lidah ndak segera menjilat.. =p~

Selain penggunaan roti tawar, es krim juga sangat tepat bila berpadu dengan wafer, biskuit, atau astor. Namun saya masih tetep lebih suka roti tawar sebagai pasangan es ini.

Menjelajahi lorong-lorong sempit di antara bangunan tua Kotagede sembari menikmati Es Puter semakin membuat perjalanan saya menikmati heritage memberikan kenangan tak terlupakan!
Menelusuri gang sambil makan Es Puter

Belum lagi tawa gembira anak-anak kecil yang menikmati Es Puter, saling menyolekkan es krim ke pipi teman, lalu dibalas dengan colekan es krim, ah betapa damainya!
Anak kecil menikmati Es Puter

Membangkitkan sebuah romantisme nostalgia pedofilia masa kanak-kanak yang bersahaja.. :x

Jepang Membuat Robot Girlfriend untuk Pria Kesepian

  • sanfucius
  • Rabu, 18 Juni 2008, 08:26
EMA


Sebuah perusahaan Jepang memproduksi robot wanita berukuran 38 cm yang dapat diperintahkan untuk mencium. Robot ini bisa Anda dapatkan bulan September dengan harga $175, robot ini ditujukan untuk pria-pria kesepian.

Dengan menggunakan sensor infra merah dan baterai, robot yang dinamai "EMA" ini dapat mendekatkan dirinya ke kepala seseorang, para desainer menyebutnya sebagai "love mode."

"Kuat, tahan banting, dan selalu siap adalah kata-kata yang biasa diasosiasikan dengan robot, namun kami ingin mendobrak strereotype tersebut dan menghadirkan robot yang manis dan interaktif," kata Minako Sakanoue, juru bicara dari Sega Toys.

"Ia sangat menyenangkan dan walaupun ia bukan manusia, ia dapat beraksi bak seorang pacar."

EMA2


EMA, merupakan kepanjangan dari Eternal Maiden Actualization, dapat menyerahkan kartu nama, menyanyi dan menari. Sega berharap dapat menjual 10.000 unit pada tahun pertama.

Jepang, pusat dari hampir separuh 800.000 robot industri (sekaligus salah satu negara berpemikiran aneh), memimpikan pasar Artificial Intelligence senilai $10 milyar dalam satu dekade.






Efek buruk kafeinMay 16, '08 5:11 AM
for everyone

Kopi Mengandung Kafein
Kafein bekerja di dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel saraf

Begitu pula, dalam hal mengonsumsi kafein sebagai salah satu bahan kimia yang banyak terkandung dalam minuman dan makanan yang akrab dikonsumsi sehari-hari seperti kopi, teh, minuman cola, minuman suplemen dan obat-obatan.

Padahal kafein merupakan salah satu zat yang berbahaya bagi kesehatan dan sudah dibuktikan dari berbagai macam penelitian (jika dikonsumsi berlebihan) Agaknya merupakan hal yang wajib untuk mengenal lebih jauh apa sebenarnya kafein tersebut.

Apa itu kafein?
Dalam dunia medis, kafein yang banyak terkandung dalam minuman yang kita konsumsi hampir setiap hari ini dikenal sebagai trimethylxantine dengan rumus kimia C8H10N4O2 dan termasuk jenis alkaloida.

Manfaatnya dalam dunia kedokteran sering digunakan sebagai perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Dalam dosis yang rendah, kafein juga berfungsi sebagai bahan pembangkit stamina dan penghilang rasa lelah.

Kafein juga memiliki kemampuan menstimulasi otak. Karena itu juga di beberapa negara maju kafein sudah digunakan untuk mengatasi asma dan batu ginjal walaupun belum secara penuh didukung penelitian ilmiah.

Coba lihat sebagian besar obat flu yang kerap mengandung kafein dalam bahannya dengan tujuan menyeimbangkan dorongan rasa kantuk akibat bahan-bahan lainnya, sementara minuman-minuman suplemen menjanjikan kebugaran jangka pendek melalui kandungan-nya.

Tak heran, sampai di kalangan pelajar pun manfaatnya dalam meningkatkan kewaspadaan dan menambah energi ini dijadikan alasan untuk mengkonsumsi minuman-minuman suplemen berkafein ataupun secangkir kopi tanpa menyadari efek ketergantungan yang bisa ditimbulkannya.

Cara kerja kafein
Kafein bekerja di dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel saraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin dan menyebabkan peningkatan tekanan darah, sekresi asam lambung, dan aktifitas otot, serta perangsangan hati untuk melepaskan senyawa gula pada aliran darah untuk menghasilkan energi ekstra.

Dalam berbagai produk, kandungannya berbeda-beda, misalnya dalam 150 ml kopi seduhan sebanyak 110-150 mg, kopi instan 40-108 mg, decaffeinated (kopi dengan kadar kafein rendah) sebanyak 2-5 mg, sementara dalam teh berkisar antara 9-50 mg pada teh seduhan, teh instan 12-28 mg dan minuman teh ringan 22-36 mg.

Pada minuman cola mencapai 40-60 mg, minuman energi/suplemen 50-80 mg, coklat 5-35 mg dan obat-obatan 100-200 mg (stimulan), 32-65 mg (analgesik/pereda sakit) dan 10-30 mg (obat demam).

Pengaruh bagi kesehatan
Meski belum ada keputusan mutlak tentang bahaya konsumsi kafein bagi kesehatan orang dewasa di kalangan ahli, dapat dipastikan kafein memang bisa mengakibatkan kecanduan jika mengonsumsi kafein sebanyak 600 mg (sekira 5-6 cangkir kopi 150 ml) selama 10-15 hari berturut-turut. Dosis fatalnya sendiri berkisar sekira 10.000 mg (sekira 50-200 cangkir kopi/hari) pada konsumsi oral untuk berat badan rata-rata.

Seperti dikatakan tadi, mekanisme kerja kafein dalam tubuh adalah dengan menyaingi fungsi adenosin, salah satu senyawa dalam sel otak yang membuat orang mudah tertidur. Namun berbeda dengan ikatan adenosin asli dengan reseptor, kafein tidak memperlambat gerak sel tubuh. Lama kelamaan sel-sel tubuh tidak akan bekerja lagi terhadap perintah adenosin.

Kafein akan membalikkan semua kerja adenosin, sehingga tubuh tidak lagi mengantuk, tetapi muncul perasaan segar, sedikit gembira, mata terbuka lebih lebar, namun jantung juga akan berdetak lebih cepat, tekanan darah naik, otot-otot berkontraksi dan hati akan melepas gula ke aliran darah yang akan membentuk energi ekstra.

Selanjutnya, setengah dari kandungan kafein yang diminum ternyata bisa bertahan beberapa jam dalam tubuh sehingga membuat mata susah terpejam. Kalaupun dipaksa, kualitas tidur akan berkurang dan terus akan menumpuk selama terus mengonsumsi kafein sehingga mengurangi kadar vitalitas tubuh.

Pada saat inilah sudah terjadi ketergantungan terhadap kafein, sekali saja terlepas dari stimulasinya maka tubuh akan mudah merasa lelah dan depresi. Kalau begitu, bisa dipahami kafein termasuk zat berbahaya yang bisa merugikan bila dikonsumsi tanpa kendali.

Ini juga yang menjadi alasan mengapa beberapa waktu lalu sebuah merek minuman energi diimbau untuk menghentikan produksinya karena mengandung 80% kafein. Jauh lebih banyak dari yang tercantum pada daftar labelnya.

Potensi ketergantungan ini pula yang membuat kopi disamakan dengan zat-zat adiktif lainnya di beberapa negara, bahkan pernah disebut sebagai heroin berskala kecil pada sebuah literatur di AS yang mencatat jumlah 90% warganya sebagai pengonsumsi rutin produk-produk berkafein dari berbagai makanan dan minuman sehari-hari dan lebih dari 50% orang dewasa di sana yang mengonsumsi minimal 300 mg kafein/hari, dari sekadar beberapa cangkir kopi, teh dan minuman cola.

Di Eropa, penelitian terpisah mencatat delapan dari sepuluh orang dewasa mengonsumsi kafein setiap harinya. Untuk saat ini, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) masih menetapkan kandungan kafein dalam minuman-minuman penambah energi tidak lebih dari 50 mg, karena jumlah ini yang diyakini sebagai ambang batas.

Bila lebih dari jumlah itu dalam jangka panjang, risiko akan berkembang pada penyakit-penyakit tertentu seperti darah tinggi, ginjal, penyakit gula hingga penyakit jantung dan stroke plus risiko aborsi bagi wanita hamil.

Sebaiknya penderita penyakit-penyakit tadi disarankan untuk berhati-hati mengonsumsi produk-produk berkafein seperti yang dilaporkan pada penelitian di Eropa baru-baru ini, kafein bisa menyebabkan terjadinya pengerasan pembuluh darah yang bisa terjadi dua jam setelah konsumsi kafein, dalam hal ini kopi, terutama bagi penderita tekanan darah tinggi.

Secangkir kopi memiliki potensi untuk meningkatkan tekanan darah 5-10 mm Hg, jadi bisa dengan cepat memicu terjadinya serangan jantung dan stroke. Belum lagi untuk sebagian individu yang sensitif terhadap kafein.

Overstimulasi yang terjadi akan bisa menyebabkan jantung berdebar dengan irama tak beraturan sehingga bisa mengakibatkan gangguan lain yang bisa jadi lebih fatal. Dengan mengenal lebih jauh seluk-beluk kafein ini, efek buruknya terhadap kesehatan akan lebih bisa dihindari secara dini.

Tak perlu takut untuk mengonsumsinya sebagaimana juga konsumsi makanan atau minuman lain juga tak terlepas dari pengaruh bermacam-macam zat kimia.

Ada efek yang merugikan, namun ada pula yang menguntungkan. Yang penting adalah bagaimana untuk menjaga agar efek buruk terhadap kesehatan tidak sampai muncul secara merugikan, yaitu tidak mengonsumsinya secara berlebih dan dalam jangka panjang terus-menerus.

Apalagi untuk yang menggunakan kafein untuk mengusir rasa kantuk. Sesekali tentu tak me­ngapa, tetapi bila terus-menerus pasti akan merugikan tubuh. Ingat, rasa mengantuk adalah isyarat yang diberikan tubuh untuk beristirahat karena aktivitas sudah berlebih.

Dan satu lagi yang tak kalah penting, karena sedikit banyak kafein termasuk dalam zat adiktif dan kadarnya cukup tinggi pada minuman-minuman ekstra energi, sudah selayaknya dibutuhkan peran serta instansi yang berwenang untuk selalu mengadakan survei secara teratur agar kandungannya tak melebihi batas yang sudah ditentukan (segala yang berlebihan tidak baik).



Rabu, 2008 Juli 02

Dampak Negatif Pornografi di Internet

Pornografi yang marak beredar di internet membawa dampak negative bagi masyarakat luas. Selain itu pornografi juga dapat merusak moral anak bangsa dan merugikan orang lain.

Menjamurnya pengusaha internet yang marak di tengah – tengah masyarakat luas membawa keuntungan tersendiri bagi para pemiliknya. Keberadaan internet di tengah masyarakat menggambarkan betapa pesatnya perkembangan teknologi baru – baru ini.

Adanya internet membawa berbagai dampak negatif tersendiri bagi masyarakat, selain telah merambah ke daerah pedesaan dan berguna untuk memajukan pembangunan daerah – daerah di pedesaan yang terpencil yang sebelumnya belum terjangkau sama sekali juga memudahkan masyarakat mendapatkan berbagai informasi dengan mudah serta memudahkan komunikasi dengan jarak yang sangat jauh menjadi lebih dekat tapi terkadang internet di salah gunakan fungsinya.

Internet mudah di akses oleh berbagai kalangan baik tua maupun muda, mereka dapat dengan mudah mengakses situs – situs yang berada di internet baik itu situs yang menyampaikan informasi maupun situs yang terlarang seperti foto dan video porno yang marak beredar di dunia maya tersebut. Tak hanya itu saja bahkan berbagai pejabat Negara dan public figure lainnya menjadi salah satu pengisi gambar atau adegan di video porno yang beredar di internet tersebut, tak hanya itu saja bahkan kalangan pelajar pun turut serta. terkadang dampak negatif seperti pornografi yang dengan sangat mudahnya di dapat di internet sering kali di akses oleh para orang tua, remaja, maupun anak – anak yang membawa dampak buruk pada moral mereka, dan berkecenderungan pada hal yang membuat mereka ingin meniru adegan tersebut atau hanya sekedar untuk melampiaskan nafsu saja. Akibat dari pornografi yang beredar di internet tersebut membuat mereka lupa akan norma – norma yang berlaku serta tipisnya iman mereka menjerumuskan pada perzinaan, kekerasan secara seksual seperti banyaknya pemerkosaan, pencabulan dan lain sebagainnya yang di lakukan baik oleh orang tua maupun anak muda bahkan anak di bawah umur sekalipun, demi tercapaintya kepuasan seksual.

Teori yang digunakan adalah Teori Cybernetic dan teori Sociocultural.

  • Teori Cybernetic yaitu komunikasi sebagai pemrosesan informasi. Komunikasi dipahami sebagai kegiatan pemrosesan informasi dan persoalan - persoalan yang dihadapi dikaitkan dengan noise, overload dan malfunction.
  • Teori socialcultural yaitu komunikasi sebagai penciptaan realitas social. Tatanan sosial sebagai pusat kajian dan melihat komunikasi sebagai perekat masyarakat. Persoalan dan tantangannya diarahkan pada konflik, alienasi dan kegagalan untuk melakukan koordinasi. Ilmuwan dalam tradisi ini menggunakan bahasa yang mencakup elemen-elemen seperti masyarakat, struktur, ritual, aturan dan kultur. Ilmuwan tersebut meniadakan argumen-argumen yang mendukung kekuatan dan tanggung jawab individu, penyatuan diri atau pemisahan interaksi manusia dari struktur sosial

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah sius porno 4.2 juta ( 12 % dari total situs di dunia) sedangkan jumlah situs porno setiap tahun adalah

  1. Tahun 1997 sebanyak 22.100
  2. Tahun 2000 sebanyak 280.300
  3. Tahun 2003 sebanyak 1.3 juta
  4. Tahun 2006 sebanyak 75 juta

Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap tahun jumlah situs porno yang beredar di internet semakin banyak dan lebih banyak di akses oleh masyarakat. serta tujuan utama mereka pergi ke internet kebanyakan untuk mengakses atau mendownload situs porno tersebut. Dari hasil analisis sebanyak 75 % pelajar ke warnet untuk buka situs porno. hal ini sangat memperihatinkan sedangkan upaya pemerintah menghimbau ISP dan tulang punggungnya untuk melakukan filterisasi tetap tidak membuahkan hasil karena para pengunjung internet tetap akan berusaha mencari situs porno tersebut.






Rabu, 12 November 2008

pelajaran komputer di sekolahku

komputerr nya masih sangat sedikit..
kebanyakan masih pentium 2...

pelajaran yang saya dapat di sekolah adalah bagaimana cara membuat e-mail yang benar..
membuat tulisan,mempelajari windows explorer..
mempelajari word...menulis artikel....

Selasa, 11 November 2008

Meta Sekar Puji Astuti
Ketua Unit Kajian Kebudayaan Jepang Unhas

Titik balik sejarah reformasi pendidikan di Jepang dapat ditilik sejak
140 tahun lalu di era yang dikenal Restorasi Meiji (1868-1912).
Reformasi pendidikan merupakan salah satu agenda utama modernisasi
negara Jepang.

Sebagai awal modernisasi, Jepang membentuk beberapa misi khusus yang
dikirim ke luar negeri. Misi-misi ini mengunjungi beberapa negara di
Eropa, Amerika Serikat, dan juga Asia. Para pemimpin Jepang ini yang
kebanyakan dari golongan samurai, pergi mempelajari peradaban Barat
termasuk sistem pendidikannya.

Tak dimungkiri lagi reformasi pendidikan di Jepang merupakan salah satu
kunci keberhasilan negara ini baik di bidang ekonomi, teknologi, dan
industri. Negara jiran kita, Malaysia, di era PM Mahathir Muhammad
melalui kebijakan Look to East pada 1980-an secara terang-terangan
mengaku mengadaptasi model sistem pendidikan Jepang.

Topik dan isu pendidikan Jepang telah banyak mengundang perhatian
peneliti Barat dan Jepang sendiri. G Sougen Victor Hori dan Thomas
Rohlen (2006) menyatakan bahwa sistem pendidikan Jepang unik karena
proses sejarah akulturasi yang panjang. Proses ini menghasilkan semangat
spiritualisme kuno Jepang termasuk adaptasi budaya kuno (Buddha dan
Confucianism) dari Cina.

Kenyataannya, belum banyak ahli pendidikan di Indonesia memberi
perhatian khusus untuk meneliti reformasi pendidikan Jepang. Timbul
sebuah pertanyaan, apakah proses dan sejarah reformasi pendidikan Jepang
dapat menginspirasi reformasi pendidikan di Indonesia?

Perubahan radikal
Gerakan reformasi Indonesia telah dilakukan sejak 10 tahun yang lalu.
Tapi agenda reformasi, khususnya di bidang pendidikan, tampak masih
berjalan terseok-seok. Masih banyak agenda reformasi pendidikan yang
belum terselesaikan.

Belum ada gerakan radikal yang berkelanjutan dilakukan pemerintah
Indonesia. Reformasi pendidikan pada masa awal modern Jepang sudah
dilakukan secara radikal (Okano dan Tsuchiya, 2003). Awalnya, reformasi
pendidikan dilakukan untuk mengubah sistem sekolah tradisional
(terakoya) ke sistem modern.

Sekolah yang awalnya hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan (samurai)
diubah menjadi sistem pendidikan modern yang demokratis dan bagi semua
golongan. Sistem pendidikan sempat dipolitisasi untuk mendukung gerakan
nasionalisme dan militerisme negara pada masa perang.

Pascaperang (setelah 1945), melalui pengaruh pemikiran kolonial Amerika
Serikat, reformasi pendidikan fokus ke pengembangan individu untuk
industrialisasi negara. Tahun 1960-an kebijakan pelaksanaan ujian
nasional (UN) juga pernah menjadi isu besar di Jepang. Dimotori oleh
Serikat Guru Jepang (Nikkyouso) pemerintah dikritik habis dalam
pelaksanaan ujian ala Jepang ini.

Setelah terjadi konflik berkepanjangan antara pemerintah dan nikkyouso
serta gerakan masyarakat di tingkat akar rumput, tahun 1969 kebijakan UN
dihapus. Pada 1980-an reformasi pendidikan menjadi isu nasional ketika
PM Yasuhiro Nakasone menghapus kebijakan pengaruh kolonial Amerika yang
dianggap tidak sesuai lagi.

Melalui reformasi ini pendidikan lebih fokus untuk pembentukan identitas
diri masyarakat Jepang sesuai pribadi asli bangsa Jepang. Mulai 1990
reformasi pendidikan menghasilkan kebijakan yang mendukung pengembangan
lifelong learning. Pada 1886 Arinori Mori, menteri pendidikan pertama di
Jepang, memisahkan antara institusi untuk studi akademis (gakumon) dan
pendidikan (secara umum) atau kyouiku. Meski sistem ini dihapus pada
1945, pada praktiknya komponen gakumon dan kyouiku tetap ada di
kurikulum sekolah modern.

Menurut kajian para peneliti, pendidikan Jepang lebih menekankan moral
dan spiritual (Hori; Rohlen, 2006) dan soft-skill (termasuk kyouiku).
Pendidikan Barat dianggap cenderung lebih menitikberatkan pengembangan
kognitif.

Dari fakta yang ada hasil pencapaian tes internasional matematika dan
sains murid-murid di Jepang selalu menunjukkan angka tertinggi (Lynn,
1988; NCES, 2003). Richard Lynn, pakar psikologi dari University of
Ulster, Inggris, dalam bukunya yang berjudul Educational Achievement in
Japan: Lessons for the West menyarankan dunia Barat perlu belajar dari
sistem pendidikan Jepang. Para peneliti rata-rata juga menyatakan bahwa
spiritualisme (moral), pengembangan pribadi seutuhnya, sistem pendidikan
yang efisien dan disempurnakan (kaizen) merupakan beberapa kunci
keberhasilan pendidikan Jepang.

Pendidikan berpihak rakyat
Yukichi Fukuzawa, seorang pembaharu modernisasi Jepang (potret dirinya
terdapat di kertas nominal tertinggi, 10 ribu yen), dikenal juga sebagai
tokoh pendidikan dan penulis yang sangat produktif pada masanya. Dulu
sebelum memublikasikan artikel atau tulisannya ia berikan kepada
pembantunya. Bila pembantunya dianggap telah mengerti tulisannya maka
tulisan tersebut layak diterbitkan.

Prinsipnya, hasil karya tulisannya harus dapat dipahami oleh semua
kalangan. Melihat kebijakan-kebijakan Jepang di bidang pendidikan bisa
dikatakan reformasi pendidikan di Jepang dimaksudkan untuk kepentingan
seluruh rakyat bukan golongan tertentu. Bagaimana dengan Indonesia?

Setidaknya Indonesia dapat belajar dua hal dari proses reformasi
pendidikan Jepang. Pertama, reformasi pendidikan di Jepang dimulai
perubahan pola berpikir (mind-set) pemimpin Jepang. Mempelajari
model-model baru dan berani membuat langkah kebijakan radikal untuk
berubah. Kedua, kebijakan pemerintah Jepang dalam bidang pendidikan
dilakukan secara serius, berkelanjutan, dan terus disempurnakan.

Tidak ada gading yang tak retak. Sistem pendidikan Jepang pun juga
memiliki beberapa sisi negatif (Lynn, 1988; Okano dan Tsuchiya, 2003).
Namun, ada pepatah Jepang yang mengatakan mane wa manabu atau meniru
adalah belajar. Indonesia pun dapat belajar dengan meniru dari
pengalaman Jepang. Siapa takut? (republika)

Empat Ribu Anak SD Terkena Narkoba

Ditulis oleh infokito™ di/pada 15 Februari 2008

Efek Bahaya Asap Rokok Bagi Kesehatan Tubuh Manusia

Emergency mask: masker untuk bahaya kebakaran

Kita sering mendengar bahwa ada beberapa orang meninggal pada saat terjadinya kebakaran di sebuah gedung bukan karena terbakar tetapi diakibatkan oleh keracunan gas dari api yang ada.

Sebuah perusahaan di Jepang, Resecuenow, Inc. telah membuat produk yang diberi nama Emergency Mask yaitu sebuah masker yang terdidi dari 3 lapisan yang dapat melindungi manusia dari bahaya menghirup gas berbahaya.

Masker ini dapat bertahan selama 20 menit yang cukup untuk membuat seseorang untuk berlari keluar atau menunggu pertolongan dari para pemadam kebakaran.

Karena memang didesain untuk darurat, masker ini dapat dilipat dan disimpan di samping meja sehingga mudah dijanngkau untuk keadaan darurat.

Produk yang sangat berguna tetapi harganya ituloh yang mencapai Rp. 1.800.000 untuk per buahnya.



Hati-hati menggunakan HP di rumah sakit

Pemanasan Global dan Nurani Manusia



Para delegasi pemerintah dan LSM dari lebih 180 negara bertemu di Denpasar, Bali, mulai Senin (3/12) hingga 14 Desember 2007 guna membuat arah cara-cara mengurangi pemanasan global dan dampaknya. Pertemuan yang secara resmi disebut Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim atau United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) itu bakal menjadi awal perjalanan panjang yang melelahkan. Bukankah tidak mudah mengakomodasi kepentingan begitu banyak negara?
Persis sebagaimana lazimnya pertemuan multilateral, para peserta datang dengan membawa kesepakatan tentang bahaya pemanasan global terhadap kehidupan umat manusia. Pemanasan global mempengaruhi perubahan iklim, pola cuaca, kehidupan hewan, virus, kesehatan manusia, mengubah suhu, serta tinggi permukaan air laut. Semuanya itu merugikan manusia baik secara ekonomi, psikologis, sosial, bahkan menimbulkan kerusuhan.
Kesepakatan itu tidak berarti para peserta setuju dengan cara-cara mengurangi pemanasan global, yang terutama disebabkan emisi carbon dioksida. Mereka sepakat atas substansi konvensi untuk membuat arah (roadmap) namun berusaha mempengaruhi supaya pembuatannya tidak mengganggu kepentingan nasional masing-masing.
Amerika Serikat, misalnya, mengaitkan dengan kepentingan nasional sebab menyetujui pengekangan emisi akan memperlambat pertumbuhan ekonomi serta mengurangi kenikmatan hidup masyarakat kapitalis. AS juga minta supaya dua negara penyumbang CO2 terbesar di dunia, China dan Jepang, memperoleh perlakuan yang sama atau tidak dikategorikan sebagai negara berkembang.
Di lain pihak, negara-negara berkembang yang mempunyai hutan mendesak supaya diberi kompensasi karena hutan berjasa besar antara lain dalam menyerap CO2, memelihara hutan berarti tidak memanfaatkannya secara ekonomis dan seterusnya. Lagipula negara-negara berkembang umumnya bukan merupakan penghasil besar CO2, bila dibandingkan dengan negara-negara maju.
Tampaknya salah besar bila kita hanya melihat UNFCCC sebagai konvensi lingkungan yang bertujuan membuat arah kesepakatan bagaimana merealisasikan mitigasi, alih teknologi, mekanisme adaptasi dan pendanaan untuk pengurangan emisi belaka. Kovensi juga bukan semata mempersiapkan apa yang akan dilakukan pasca Protokol Kyoto tahun 2012.
Konvensi ini bermakna mengembalikan ketikadilan karena negara-negara majulah yang justru menjadi menjadi penghasil emisi terbesar CO2 di dunia, sekalipun secara alamiah sapi dan padi juga menghasilkan CO2. Contoh jelas adalah berapa banyak CO2 yang dihasilkan kendaraan bermotor dan pabrik?
Konvensi ini juga bermakna strategis sebab berhubungan erat dengan bagaimana mempertahankan dominasi atas perekonomian dan keamanan dunia.
Dalam konteks dominasi ini, pemerintah pada hakekatnya pembuat kebijaksanaan dan pelaksana sedangkan yang mengatur semuanya itu adalah kelompok-kelompok perusahaan besar yang biasa disebut Trans National Company (TNC) atau Multi National Company (MNC). Pemerintah seringkali tidak berdaya menghadapi korporasi itu sebab merekalah yang membiayai para partai politik atau pribadi tertentu untuk menguasai pemerintahan.
Perusahaan-perusahaan ini juga yang mengeksploitasi kekayaan alam, terutama pertambangan di negara berkembang. Melalui kolusi dengan para pejabat yang korup, perusahaan-perusahaan itu mengeruk sumber daya alam dengan mengabaikan lingkungan. Lihat dampak buruk itu tidak hanya dengan mata tetapi juga nurani!
Dengan berbagai cara, perusahaan-perusahaan itu memuluskan pelaksanaan strategi pembangunan yang salah. Strategi yang mengejar pertumbuhan ekonomi atau keuntungan sebesar-besarnya, namun mengabaikan hak-hak mayoritas rakyat. Indonesia merupakan contoh dimana hutan dan pertambangan dieksploitasi tetapi hasilnya tidak sepenuhnya bisa dirasakan rakyat.
Rakyat seharusnya memperoleh manfaat dari pajak yang dikenakan terhadap MNC/TNC serta perusahaan-perusahaan lokal, tetapi manfaat itu sangat minimal. Malahan rakyat sekarang secara langsung terkena dampak buruk seperti penyakit, banjir dan berbagai kerusakan alam lainnya.
Ironisnya, perusahaan-perusahaan tersebut sering kali tanpa perasaan mengelak dari tuduhan menjadi penyebab kerusakan lingkungan atau sumber penyebaran penyakit. Berbagai cara dilakukan supaya bisa lolos dari kenyataan. Umumnya, mereka berhasil.
Berdasarkan pengalaman, amat sulit bagi negara berkembang bila mencoba mewujudkan keadilan atau keseimbangan, amat sukar pula jika mereka mencoba mengalahkan atau mengurangi dominasi. Suatu forum multilateral akan bisa menekan negara-negara yang serakah itu, tetapi mereka masih saja mempunyai jalan keluar guna mengelak dari tanggung jawab.
Pada akhirnya mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan sepenuhnya sangat tergantung dari nurani para pembuat dan pelaksana keputusan. Sejauh mana mereka merasa menanggung amanat dan berbahagia jika rakyat menikmati hasil pembangunan.
Kita melihat para pejabat dan mitra kolusinya di negara berkembang cenderung melihat kerusakan lingkungan dari jendela gedung atau mobil mewah. Kalaupun datang ke lokasi kejadian maka lebih bersifat seremonial dan kemudian melupakannya. Mereka tidak mempunyai perasaan senasib sepenanggungan.